17 agustus di kerucut vulkan
Gunung Ungaran. Hehehe, jujur ini tidak populer di telingaku, jarang denger orang menyebut Gunung Ungaran. Pun ketika saya kuliah, hehehe...padahal di kuliah ada mata kuliah geologi dengan banyak SKS. Sedih banget ya. Pertama kali denger Gunung Ungaran itu gara-gara diajakin teman buat mendaki gunung itu di 17 Agustus, hehehe...mendaki yang happy-happy katanya, karena gunung ini memiliki elevasi 2050 mdpl, nggak tinggi kan?
OKey..karena aku geografer, aku mau cerita pendakian Gunung Ungaran Di tanggal 17 Agustus itu dari kaca mata seorang Geografer, jiah..nggaya tenan..hehehe...Gunung Ungaran termasuk dalam magmatisme belakang busur yang terletak di Kota Ungaran, Jawa Tengah dengan ketinggian sekitar 2050 meter di atas permukaan laut. Secara geologis, Gunung Ungaran terletak di atas batuan yang tergabung dalam Formasi batuan tersier dalam Cekungan Serayu Utara di bagian barat dan Cekungan Kendeng di bagian utara-timur. Gunung Ungaran merupakan rangkaian paling utara dari deretan gunungapi (volcanic lineament) Gunung Merapi-Gunung Merbabu-Gunung Ungaran, ngumpul deh itu gunungapi, untungnya yang suka batuk batuk cuma merapi ya..gimana jadinya kalau mereka pada arisan erupsi alias batuk bergantian. Nah, kenapa gungungapi itu pada ngumpul disitu? Beberapa peneliti menyatakan bahwa fenomena itu berkaitan dengan adanya patahan besar yang berarah utara-selatan. Komposisi batuan yang terdapat di Gunung Ungaran cukup bervariasi, terdiri dari basal yang mengandung olivin, andesit piroksen, andesit hornblende dan dijumpai juga gabro. Pada perkembangannya, Gunung Ungaran mengalami dua kali pertumbuhan, mulanya menghasilkan batuan volkanik tipe basalt andesit pada kala Pleistosen Bawah. Perkembangan selanjutnya pada Kala Pleistosen Tengah berubah menjadi cenderung bersifat andesit untuk kemudian roboh. Pertumbuhan kedua mulai lagi pada Kala Pleistosen Atas dan Holosen yang menghasilkan Gunung Ungaran kedua dan ketiga. Saat ini Gunung Ungaran dalam kondisi dormant atau lagi istirahat dari masa erupsi.
Hoe amazing kan??? bisa lihat kayak gni,..bersyukur banget sam Alloh bahwa kami masih bisa diberi karunia untuk melihat kayak ginian...masyaAlloh...
Langsung deh..habis makan dan potret potret sepuasnya di tenda, akhirnya kepuncak juga..hehehe....dan itu yang ditas adalah pemandangan yang bisa dilihat dari puncak...cantik kan?? ada sindoro dan sumbing yang berdampingan dengan damainya..sumbing yang paling besar, sindoro yang agak ramping..kenapa morfologinya beda ya? nanti deh kita bahas lagi...udah dulu ya..mau nulis lag tapi gambarnya terbatas, masih di kamera, belum dicopy..wkwkwkw...kalau masih penasaran tungguin aja tulisan selanjutnya :D
OKey..karena aku geografer, aku mau cerita pendakian Gunung Ungaran Di tanggal 17 Agustus itu dari kaca mata seorang Geografer, jiah..nggaya tenan..hehehe...Gunung Ungaran termasuk dalam magmatisme belakang busur yang terletak di Kota Ungaran, Jawa Tengah dengan ketinggian sekitar 2050 meter di atas permukaan laut. Secara geologis, Gunung Ungaran terletak di atas batuan yang tergabung dalam Formasi batuan tersier dalam Cekungan Serayu Utara di bagian barat dan Cekungan Kendeng di bagian utara-timur. Gunung Ungaran merupakan rangkaian paling utara dari deretan gunungapi (volcanic lineament) Gunung Merapi-Gunung Merbabu-Gunung Ungaran, ngumpul deh itu gunungapi, untungnya yang suka batuk batuk cuma merapi ya..gimana jadinya kalau mereka pada arisan erupsi alias batuk bergantian. Nah, kenapa gungungapi itu pada ngumpul disitu? Beberapa peneliti menyatakan bahwa fenomena itu berkaitan dengan adanya patahan besar yang berarah utara-selatan. Komposisi batuan yang terdapat di Gunung Ungaran cukup bervariasi, terdiri dari basal yang mengandung olivin, andesit piroksen, andesit hornblende dan dijumpai juga gabro. Pada perkembangannya, Gunung Ungaran mengalami dua kali pertumbuhan, mulanya menghasilkan batuan volkanik tipe basalt andesit pada kala Pleistosen Bawah. Perkembangan selanjutnya pada Kala Pleistosen Tengah berubah menjadi cenderung bersifat andesit untuk kemudian roboh. Pertumbuhan kedua mulai lagi pada Kala Pleistosen Atas dan Holosen yang menghasilkan Gunung Ungaran kedua dan ketiga. Saat ini Gunung Ungaran dalam kondisi dormant atau lagi istirahat dari masa erupsi.
Gunung Ungaran selama perkembangannya
mengalami ambrolan-tektonik. Apalagi itu ambrolan tektonik? yaitu robohan yang diakibatkan oleh pergeseran gaya berat
karena dasarnya yang lemah. Nah, setelah ambrol, Gunung Ungaran
tersebut memperlihatkan dua angkatan pertumbuhan yang dipisahkan oleh
dua kali robohan (Zen dkk., 1983). Pelajaran yang bisa diambil dari Ungaran pertama menghasilkan batuan
andesit di Kala Pliosen Bawah, di Pliosen Tengah hasilnya lebih bersifat
andesit dan berakhir dengan robohan. Daur kedua mulai di Kala Pliosen
Atas dan Holosen. Kegiatan tersebut menghasilkan daur ungaran kedua dan
ketiga.
Struktur geologi daerah Ungaran dikontrol
oleh struktur runtuhan (collapse structure) yang memanjang dari barat
hingga tenggara dari Ungaran. Batuan volkanik penyusun pre-caldera
dikontrol oleh sistem sesar yang berarah barat laut-barat daya dan
tenggara-barat daya, sedangkan batuan volkanik penyusun post-caldera
hanya terdapat sedikit struktur dimana struktur ini dikontrol oleh
sistem sesar regional (Budiardjo et al. 1997).
Biar ga pusing banget, bisa dilihat Gambar di bawah ini,:
Peta Ungaran fault System dan antiklinorium utara Candi (Bemmelen, 1943 vide Bemmelen, 1970 dengan perubahan) |
Blok diagram struktur volkano-tektonik Ungaran Tua (akhir Pleistosen). (Bemmelen,1943 vide Bemmelen, 1970 dengan perubahan) |
Sudah agak sedikit jelas kan gambaran gelogi dari gunung ungaran, ternyata rumit juga ya..hehehe...then, lanjut dengan cerita pendakian tanggal 17 agustus. Kami berangkat bersembilan nih, naik motor dari Solo jam 17.30, wahahaha..padahal janjian berangkatnya jam 15.00, molor mulu emang, nunggu ini dan itu, cerita ini dan itu, biasalahh....
Harusnya nih perjalanan ke Ungaran sekitar 3 jam itu standarnya, jadi perkiraan sampai jam 20.30, sudah sampai basecamp di daerah Jimbaran...akan tetapi....perjalanan tidak semulus yang direncanakan non..hehehe..habis sholat dimasjid dan makan malam di warung nasi goreng yang enak banget tapi lumayan mahal..hehehe...lanjut deh perjalanan menuju basecamp....setelah naikkk lurus keatas...dan..saudara-saudara....sampailah kami di jalan menuju candi Gedongsongo..wkwkwkw..ini mah jauhhh dari Jimbaran non...putar balik...ini udah malam...
Sampai juga akhirnya di basecamp, pukul 23.11 dan itu rame banget, udah kayak pasar tumpah...kami registrasi dl, tebak dapat no berapa? no 231, jadi pada malam itu ada 231 kelompok yang ada disitu, kalau satu kelompok aja ada 5 orang, berarti ada seribuan lebih orang ada disekitar puncak ungaran..bisa dibayangkan kan bagaimana ramenya????
pendakian ke puncak ungaran ini kami tempuh selama kurang lebih 4 jam..2 jam pertama serasa jalan malam di daerah perkotaan, pasalnya kami melalui jalan datar, bener bener datar, hanya beberapa segmen aja yang naik, dan itu nggak seberapa banget..duhh...hehehehe...setelah kurang lebih 2 jam akhirnya tiba juga di kebun teh, disini ada pedesaan yang dihuni sekitar 20 orang kepala keluarga, mereka ini adalah petani di kebun teh. desa ini namanya Promasan. tapi waktu naik kami nggak mampir ke desa ini..hihihi..jalan terus pokoknya..hehehe..nah di kebun teh ini adalah awal jalan naik. naik terus...bonusnya cuma semeter dua meter. Kalau kalain pernah ke Sindoro, nah jalur di ungaran pas bagian ini tuh sama kayak jalur sindoro, naik terus dengan bebatuan terjal dan halang rintang dari akar dan ranting pohon tumbang yang menghalangi jalan. waw...perjalanan malam hari nan eksotis, ditemani dinginnya kabut ungaran yang perlahan mulai turun. tapi...ajaib untuk pertama kalinya aku nggak kedinginan disini..hehehe..karena okasi begitu crowded nya, kami memutuskan buka tenda di sekitar bawah puncak..puncak penuh oiyyy...tenda akhirnya berdiri di semak semak tinggi..hehehe..sudah pukul 4 nih..whatever sama dingin dan kabut tebal, tapi badan ini sudah capek, mending langsung tidur biar bisa bangun sholat subuh sejam lagi....awwww....
langsung aja yah ceritanya dong sudah sampai subuh...sholat subuh ditenda dengan badan yang menggigil..kabut sangat teballlllll....dinginya sudah nembus jaket ihhh...tapi..justru sholat dengan udara dingin begini sangat sangat kurindukan...hehehe...jadi berasa hebat, bisa bangun sholat subuh ditengah udara kayak gini..rasanya..damai...dan bahagia...
okey..aktifitas selanjutnya setelah sholat subuh adalah tidur lagi..hahaha..nggak ding..walaupun udara dingin bikin males keluar dari slipping bag, tapi berasa ada yang manggil buat keluar tenda...menunggu fajar datang...gimana kerennya ya kalau fajar ditengah kabut begini??? penasaran kan? ini nih..salah satu part sang fajar yang datang ditengah kabut di ungaran..
thanks buat yang milihin tempat buat mendirikan tenda..kalian hebat broh, karena bisa dapat view kayak gini akhirnya dari tenda..hehehe...mengobati kekesalan akibat ga bisa nge camp dipuncak..wkwkwkw...nih satu lagi another view from ungaran peakpendakian ke puncak ungaran ini kami tempuh selama kurang lebih 4 jam..2 jam pertama serasa jalan malam di daerah perkotaan, pasalnya kami melalui jalan datar, bener bener datar, hanya beberapa segmen aja yang naik, dan itu nggak seberapa banget..duhh...hehehehe...setelah kurang lebih 2 jam akhirnya tiba juga di kebun teh, disini ada pedesaan yang dihuni sekitar 20 orang kepala keluarga, mereka ini adalah petani di kebun teh. desa ini namanya Promasan. tapi waktu naik kami nggak mampir ke desa ini..hihihi..jalan terus pokoknya..hehehe..nah di kebun teh ini adalah awal jalan naik. naik terus...bonusnya cuma semeter dua meter. Kalau kalain pernah ke Sindoro, nah jalur di ungaran pas bagian ini tuh sama kayak jalur sindoro, naik terus dengan bebatuan terjal dan halang rintang dari akar dan ranting pohon tumbang yang menghalangi jalan. waw...perjalanan malam hari nan eksotis, ditemani dinginnya kabut ungaran yang perlahan mulai turun. tapi...ajaib untuk pertama kalinya aku nggak kedinginan disini..hehehe..karena okasi begitu crowded nya, kami memutuskan buka tenda di sekitar bawah puncak..puncak penuh oiyyy...tenda akhirnya berdiri di semak semak tinggi..hehehe..sudah pukul 4 nih..whatever sama dingin dan kabut tebal, tapi badan ini sudah capek, mending langsung tidur biar bisa bangun sholat subuh sejam lagi....awwww....
langsung aja yah ceritanya dong sudah sampai subuh...sholat subuh ditenda dengan badan yang menggigil..kabut sangat teballlllll....dinginya sudah nembus jaket ihhh...tapi..justru sholat dengan udara dingin begini sangat sangat kurindukan...hehehe...jadi berasa hebat, bisa bangun sholat subuh ditengah udara kayak gini..rasanya..damai...dan bahagia...
okey..aktifitas selanjutnya setelah sholat subuh adalah tidur lagi..hahaha..nggak ding..walaupun udara dingin bikin males keluar dari slipping bag, tapi berasa ada yang manggil buat keluar tenda...menunggu fajar datang...gimana kerennya ya kalau fajar ditengah kabut begini??? penasaran kan? ini nih..salah satu part sang fajar yang datang ditengah kabut di ungaran..
Hoe amazing kan??? bisa lihat kayak gni,..bersyukur banget sam Alloh bahwa kami masih bisa diberi karunia untuk melihat kayak ginian...masyaAlloh...
Langsung deh..habis makan dan potret potret sepuasnya di tenda, akhirnya kepuncak juga..hehehe....dan itu yang ditas adalah pemandangan yang bisa dilihat dari puncak...cantik kan?? ada sindoro dan sumbing yang berdampingan dengan damainya..sumbing yang paling besar, sindoro yang agak ramping..kenapa morfologinya beda ya? nanti deh kita bahas lagi...udah dulu ya..mau nulis lag tapi gambarnya terbatas, masih di kamera, belum dicopy..wkwkwkw...kalau masih penasaran tungguin aja tulisan selanjutnya :D
Comments
Post a Comment