Sejarah Kota Solo
Kota ini terletak 10 km di sebelak timur Kartasura, yang dahulu merupakan ibukota kerajaan Mataram. Awal sejarah berdirinya Surakarta dimulai pada tahun 1742. Saat itu terjadilah pemberontakan yang dilakukan oleh orang Tion Hoa melawan Paku Buwono II (PB II)yang saat itu bertahta di Kartasura. Nah, pemberontakan itu akhirnya menjadikan keraton di Kartasura hancur, lalu PB II lari ke Ponorogo. Namun, dengan bantuan VOC, pemberontakan berhasil ditumpas, karena keraton Kartasura telah hancur maka dibangunlah keraton baru yang lokasinya di Surakarta. Peristiwa ini diperkirakan terjadi pada 18 Februari 1745, sehingga hari tersebut diperingati sebagai hari jadi kota Surakarta.
Awalnya Surakarta merupakan wilayah kerajaan Mataram. Peran kolonialisme Belanda yang memprovokasi untuk memecah pusat pemerintahan menjadi 2 yaitu Surakarta yang dipimpin oleh Pakubuwono II dan Yogyakarta dipimpin oleh Hamengkubuwono I. Nggak berhenti sampai disitu, usaha devide et impera-nya Belanda akhirnya juga berhasil memecah Surakarta menjadi 2 yaitu Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaranan. Kasunanan Surakarta dipimping oleh Pakubuwono II dan Istana Mangkunegaran dipimpin oleh Mangkunegoro I. Pembagian kerajaan ini tertulis dalam perjanjian Giyanti tanggal 13 Februari 1755.
Selain Nama Surakarta, Kota Surakarta juga dikenal dengan sebutan Kota Solo. Nama Solo ini berasal dari usulan priyayi agung agar mengganti nama Kota Surakarta menjadi Solo yang didasarkan pada stempel pos, sehingga lebih mudah dikenal dimanca negara. Selain alasan tersebut, dahulu daerah ini banyak sekali ditumbuhi oleh pohon “Sala” seperti yang ditulis dalam Serat Babad Sengkala. Pohon Sala merupakan nama pohon sebangsa pinus, dan kata Sala merupakan berasal dari bahasa Jawa asli, sedangkan nama Surakarta Hadiningrat diberikan bersamaan dengan pindahnya keraton Surakarta ke desa Sala.
kata hernowo: menulis adalah mengikat makna..
ReplyDeletebravo, penjelajah bumi!
*mizu
@mizu: thanks, semoga bisa konsisten menulis..
ReplyDelete