Geological Footprint: BENGAWAN SOLO PURBA

Bengawan Solo adalah sungai terpanjang di Pulau Jawa. Sungai ini mengalir ke utara dan bermuara di laut Jawa. Tapi, tau nggak sih? ternyata aliran sungai ini telah berganti arah?
Dahulu, atau kita sebut saja Bengawan Solo Purba memiliki aliran ke selatan. Beberapa bukti menunjukkan bahwa Bengawan Solo pernah mengalir ke Selatan dan bermuara di Samudera Indonesia. Biar nggak penasaan, yuk kita liat jejak geologi nya Bengawan Solo Purba.
Bengawan Solo Purba bermuara di pantai Sadeng Kabupaten Gunung Kidul. Empat juta tahun yang lalu, kisah ini dimulai. Berawal dari sebuah proses geologi yaitu pengangkatan di daerah selatan.  Pengangkatan ini disebabkan oleh penunjaman lempeng benua oleh lempeng samudera. Pengangkatan ini menyebabkan arus sungai terpengaruh oleh proses geologi hingga akhirnya aliran sungai berbalik mengalir ke utara. Bengawan Solo Purba akhirnya kering, karena tidak ada lagi air yang dapat mengalir karena telah mengalami pengangkatan. Kisah Bengawan Solo Purba ini juga dapat ditemukan di lagu keroncong yang sangat terkenal yaitu Bengawan Solo karya Maestro Keroncong terkenal asala Solo, Gesang. Penasaran dengan lagu Bengawan Solo karya Gesang? ini dia videonya:
Dalam lagu tersebut terdapat syair yang berbunyi "mata airmu dari solo, terkurung gunung seribu, air mengalir sampai jauh, akhirnya ke laut". Syair tersebut menceritakan bahwa aliran air bengawan solo terkurung gunung seribu (gunung seribu = pengunungan sewu yang muncul karena akibat pengangkatan pulau jawa sebelah selatan), akhirnya air itu mengalir, mencari tempat yang lebih rendah (hukum fisika: air mengalir ke tempat yang lebih rendah), dan akhirnya menemukan laut utara sebagai muara bengawan solo yang sekarang.
Okey,, balik lagi ke sejarah Bengawan Solo Purba, liat gambar di atas, terlihat dua perbukitan kapur yang tinggi yang mengapit sebuah lembah. itulah bekas aliran Bengawan Solo, sebuah jejak geologi. Dataran rendah itu kini dijadikan ladang palawija oleh penduduk setempat. Bekas aliran bengawan solo itu berkelok indah sepanjang 7 kilometer ke arah utara, hingga wilayah Pracimantoro di Kabupaten Wonogiri. Jalur alirannya juga bisa disusuri ke Selatan menuju pantai Sadeng. 
Biar lebih lengkap lagi ceritanya, ini kronologis proses geomorfologi yang terjadi pada Bengawan Solo. Seperti yang telah di jelaskan di atas berubahnya aliran Bengawan Solo ke utara terjadi karena proses penjunjaman lempeng. Proses penunjaman ini mengakibatkan pengangkatan daerah perairan laut dangkal yang penuh dengan terumbu karang dan coral, yang lambat laun membentuk daerah Kars Gunung Sewu yang membentang dari Kabupaten Gunung Kidul, Kabupaten Wonogiri, sampai Kabupaten Pacitan.
Sumber: rovicky
Pengangkatan Pegunungan Selatan di Kala Plestosen Tengah sampai Meosen tidak diimbangi oleh proses penggerusan aliran Bengawan Solo sehingga mengakibatkan aliran Bengawan Solo terbendung dan membentuk sebuah Cekungan Baturetno yang terletak di daerah Baturetno sampai Eramoko. Aliran Bengawan Solo menemukan jalan keluar daerah yang lebih rendah kearah utara menuju Laut Jawa melewati jalur lipatan Pegunungan Kendeng dan Pegunungan Rembang. Proses tektonik berupa pengangkatan di Jawa bagian utara sehingga membentuk jalur lipatan tersebut diimbangi oleh daya gerus Bengawan Solo yang berlangsung sampai sekarang.
Sumber: jalur pengunungan lipatan
 Proses antesenden atau pembalikan arah aliran Sungai Bengawan Solo meninggalkan jejak berupa teras-teras sungai dan lembah yang curam yang memotong batuan tersier di Pegunungan Kendeng dan Pegunungan Rembang. Aliran Bengawan Solo sepanjang 540 km melewati 20 kabupaten diantaranya Surakarta, Wonogiri, Klaten, Sukoharjo, Karanganyar, Boyolali, Sragen, Blora, Rembang, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Madiun, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik dan Surabaya.
bentukan bekas aliran sungai Bengawan Solo sekarang berupa lembah Giritontro yang sangat terjal berkelok-kelok memanjang dari Gunung Payung di sebelah barat Giriwoyo ke arah selatan berakhir di Teluk Pantai Sadeng Gunungkidul.
Lembah Giritontro berdinding curam seperti huruf U dengan kedalaman kurang lebih 100 – 200 meter.
Seperti halnya daerah aliran air lainnya, bentukan lembah inipun berteras, dengan teras pertama 20 meter dari dssar lembah terdiri dari tanah terarosa merah kecoklatan dengan material batu gamping berukuran 2-5 cm, rijang, dan fragmen batu beku yang merupakan rombakan dari perbukitan karst di kiri kanan lembah.
teras ke dua yaitu 8 m dari dasar lembah terdiri dari selingan antara lempung coklat kehitaman dengan batu pasir konglomerat terdiri atas kuarsa, felspar serta mineral mafik lainnya.
Materi Sedimen yang berupa aluvial membentuk batu lempung, sedangkan materi yang berupa batu pasir konglomerat merupakan batu vulkanik tersier yang tidak tertutup batu gamping dari formasi Wonosari.
Ujung utara dari lembah Giritontro terletak di sebelah timur gunung Payung yang terletak di atas lembah Bengawan Solo sekarang yang bermata air dari Gunung Rohtawu dan Pegunungan Tumpakkayan.
Perbedaan ketinggian dari Lembah Giritontro dengan lembah Bengawan Solo sekarang sekitar 150 meter. Perbedaan tersebut disebabkan oleh struktur sesar Pucunglangan yang memanjang dari Gunung Batok di daerah Pacitan sampai dengan Gunung Kukusan di daerah Wonogiri.
Struktur sesar Pucunglangan mengakibatkan terbentuknya Cekungan Baturetno dan lembah menggantung yang dibatasi oleh tebing yang curam di sebelah timur Desa Sumur dan di daerah Giri Belah. Lembah tersebut merupakan bagian dari alur Lembah Giritontro yang terpotong oleh tebing yang curam di sisi tenggara Cekungan Baturetno.
Cekungan Baturetno merupakan genangan Sungai Bengawan Solo yang tidak dapat mengalir ke arah selatan melewati Lembah Giritontro karena daya gerus sungai tidak dapat mengimbangi dengan pengangkatan Pegunungan Seribu.
Cekungan Baturetno yang melebar ke arah utara sampai Waduk Gajah Mungkur memiliki topografi berupa dataran bergelombang dengan ketinggian kurang lebih 150-175 meter dpal.
Cekungan Baturetno dikelilingi topografi perbukitan di sebelah sisi barat dan timur yang dibatasi oleh gawir-gawir bertingkat dan terjal dari arah timur laut sampai barat daya. Batuan dasar Cekungan Baturetno terdiri dari persilangan antara batugamping fragmental dengan kalkarenit dan kalsilutit. Ketidakselarasan formasi Wonosari menyebabkan batu lempung hitam dengan batupasir konglomerat terendapkan diatasnya . Batu lempung hitam terendapkan di bagian tengah dari Cekungan Baturetno, sedangkan batupasir konglomerat diendapkan di mulut alur lembah dari sungai-sungai yang berasal dari bukit-bukit di sekeliling Cekungan Baturetno membentuk endapan kipas alluvial.
Wah, jadi pengen liat langsung bagaimana jejak geologi Bengawan Solo Purba...pasti akan jadi pengalaman seru!
Kenali sekitar kita...




Comments

Popular Posts