Jendela Besar

Ada sebuah jendela besar di ruang kelasku. Terletak di sisi belakang bagian kelas. Jendela besar ini seringnya ditutup tirai. Ahh..tapi aku sering jahil membukanya. Menurutku, cahaya matahari yang masuk melewati jendela ini adalah energi besar yang harus dimanfaatkan. Okee..kelasku ini memang dilengkapi lampu sangat terang, jendela ga perlu dibuka pun, tinggal hidupin lampu, maka semua terang. Ohh..tapi ini sungguh bukan kebiasaan menghemat energi, padahal di kelas sering dibahas teori teori tentang hemat energi dan pembangunan berkelanjutan. So, this is the simple way to do.
suasana dikelasku
Kelasku dimulai pukul 9. Maka sebelum jam itu biasanya aku sudah datang ke kelas dan membuka tirai jendela besar itu. It's amazing landscape out of there. Sebuah bentuklahan vulkanik terbentang dengan begitu cantiknya di luar sana. Sebuah gunungapi yang menjadi laboratorium alam bagi para vulkanolog. Sebuah gunungapi yang memperlihatkan geliatnya setiap 4 tahun sekali. Sudah bisa menebak kan? Gunungapi Merapi, yang terletak berbatasan dengan Provinsi Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah. Entah, aku begitu sangat menyukai pemandangan ini, melihat merapi dari jendela besar ruang kelasku ini. Padahal belum pernah sekalipun aku mendaki gunung, atau apalah itu namanya. Tapi melihat merapi yang begitu gagah di depan sana cukup membuat kagum. Gunungapi adalah organisme yang lahir, hidup, berkembang, lalu mati, itu kata mbah rono yang saat ini Kepala Badan Geologi.
Aku pernah melihat puncak merapi dari dekat, pertama kali yaitu melalui ketep (saat itu tahun 2007, saat sedang melakukan kuliah lapangan), puncak merapi terlihat sangat misterius walaupun saat itu tak satu titik kabut pun menyelimutinya. Kedua saat field trip ke merapi pasca 3 bulan merapi meletus di tahun 2010. Saat itu aku melihat puncak merapi yang ujungnya ditutupi kabut, padahal kami sudah sangat pagi menuju kesana agar tak kehalang kabut melihat puncaknya, namun apa boleh dikata, merapi sedang malu malunya (mungkin habis meletus).
Ruang kelasku yang ada di lantai 4, menambah advantage tersendiri buatku, karena dari kelas di ketinggian ini, aku bisa melihat perubahan penggunaan lahan dari lereng kepuncak, suasana lereng merapi yang ramai, jalan kaliurang yang tak pernah sepi, berderet rapi toko dan rumah makan disepanjang jalan yang akan kulewati saat pergi dan pulang kuliah. Terlihat juga sawah sawah menghijau dan mulai terdesak keberadaanya oleh perumahan padat yang mulai menjamur dikawasan utara jogjakarta ini.
Yang jelas, di jendela besar ini, aku suka menyendiri diantara riuhnya suara teman teman sekelasku yang lagi ngomongin apa aja, di jendela ini pula aku seakan bisa berlari keluar sana, menikmati segala bentuklahan yang seakan melambaikan tangan mengajakku mempelajarinya. Tak peduli seramai apapun, aku selalu bisa berkontemplasi disini, memandangi puncak merapi 25 km di depan sana. Kelak, setelah lulus dan ijin untuk naik gunung untuk para akhwat sudah keluar, maka aku ingin menaiki puncaknya satu persatu. Bayangkanlah..kau akan berada di sebuah bentangalam hasil konsekuensi logis dari pertemuan lempeng bumi yang saling menunjam, hasil retakan lempeng eurasia yang terus didesak oleh lempeng indo-australia ke arah utara. Its Amazing...

Comments

Popular Posts